Senin, 02 September 2013

Lucu

Alkisah, saya kembali berselancar di dunia maya dan sedang concern dengan topik pelayanan, atau yang dalam bahasa Inggris sering disebut ministry.
Well, kadang tidak sangka juga, saya bisa termasuk menjadi salah satu pelayan di tempat ibadah saya. Honestly, terkadang saya memikirkan, pelayanan memerlukan hati yang mantap karena menurut saya acap kali orang-orang melayani hanya untuk jadi ajang tempat latihan bakat doang. Entah itu dapat berupa menjadikan tempat ibadah sebagai tempat les vokal, tempat les alat musik atau tempat les public speaking.
Hmmmm...

Well, setelah browsing dan googling, saya mendapat beberapa poin yang menurut saya menarik sebagai pelayan Tuhan, terutama bagi anak muda yang rentan galau kayak saya ini #lho. Kalau kata Jeremy Teti : "Saudara.. Saudara.. Berrrhati-hatilah.." hahaha
Check this out :)
1. Pelayanan belum memiliki visi yang jelas 
     Jangan sampai saat melayani, kita hanya selalu terpaku pada pola pikir "Yang penting isi waktu luang"

2. Tidak memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan
     Percuma lah kita selalu melayani di tempat ibadah namun HPDT kita tidak coba untuk diperbaiki. Saya tidak mengatakan semua pelayan wajib memiliki HPDT yang bagus, tetapi penekanan saya disini adalah mengenai kesadaran pentingnya.

3. Terpaksa melayani
     Ini salah satu hal yang harus diwaspadai juga! Jangan sampai kita melayani karena ditunjuk secara terpaksa. Pengukuhan hati sebagai pelayan baiknya dibawa dalam doa terlebih dahulu, bukan karena asal sistem tersebut berjalan saja.

4. Kasus <3
     Wah ini kacau sih bro. Gw melayani agar gw bisa satu tim pelayanan sama doi. Atau bisa juga agar status saya dipandang lebih baik oleh si doi yang notabene bukan pelayan.


Sekian aja :)
Tulisan ini dibuat dengan pemikiran belum matang jadi maaf untuk ketidakcocokan topik atau pemilihan kata yang digunakan.
Zai jian