Jumat, 07 Februari 2014

a touching thing

SON: "Daddy, may I ask you a question?"
DAD: "Yeah sure, what is it?"
SON: "Daddy, how much do you make an hour?"
DAD: "That's none of your business. Why do you ask such a thing?"
SON: "I just want to know. Please tell me, how much do you make an hour?"
DAD: "If you must know, I make $100 an hour."
SON: "Oh! (With his head down).
SON: "Daddy, may I please borrow $50?"
The father was furious.
DAD: "If the only reason you asked that is so you can borrow some money to buy a silly toy or some other nonsense, then you march yourself straight to your room and go to bed. Think about why you are being so selfish. I work hard everyday for such this childish behavior."

The little boy quietly went to his room and shut the door.
The man sat down and started to get even angrier about the little boy's questions. How dare he ask such questions only to get some money?
After about an hour or so, the man had calmed down, and started to think:
Maybe there was something he really needed to buy with that $ 50 and he really didn't ask for money very often. The man went to the door of the little boy's room and opened the door.

DAD: "Are you asleep, son?"

SON: "No daddy, I'm awake".
DAD: "I've been thinking, maybe I was too hard on you earlier. It's been a long day and I took out my aggravation on you. Here's the $50 you asked for."

The little boy sat straight up, smiling.
SON: "Oh, thank you daddy!"
Then, reaching under his pillow he pulled out some crumpled up bills. The man saw that the boy already had money, started to get angry again. The little boy slowly counted out his money, and then looked up at his father.

DAD: "Why do you want more money if you already have some?"

SON: "Because I didn't have enough, but now I do.

"Daddy, I have $100 now. Can I buy an hour of your time? Please come home early tomorrow. I would like to have dinner with you."
The father was crushed. He put his arms around his little son, and he begged for his forgiveness. It's just a short reminder to all of you working so hard in life. We should not let time slip through our fingers without having spent some time with those who really matter to us, those close to our hearts. Do remember to share that $100 worth of your time with someone you love? If we die tomorrow, the company that we are working for could easily replace us in a matter of days. But the family and friends we leave behind will feel the loss for the rest of their lives. And come to think of it, we pour ourselves more into work than to our family.

Some things are more important.

Senin, 13 Januari 2014

Pulanglah, anak-Ku, pulanglah..

Bapa, aku pergi dulu ya..
Iya, anak-Ku, ingatlah aku selalu bersamaMu..
Panggillah Aku, jika engkau mengalami sesuatu..
Iya,Bapa

...
...
...
Anak-Ku? Ke manakah engkau?


Pulanglah, anak-Ku...
Belum Bapa, aku masih asik bermain disini.
Pulanglah, anak-Ku...


Pulanglah, anak-Ku..
Sedikit lagi, Bapa. Tunggulah aku di rumah.
Pulanglah, anak-Ku..


Pulanglah, anak-Ku..
....
....
Anak-Ku? Kemana engkau?


...
...
Bapa, aku terluka..
Bapa, aku malu..
Bapa, aku terlalu kotor untuk berada di rumah..

Aku selalu tidak mengindahkan perkataan-Mu..
Aku belum pantas pulang sekarang..
Bapa.......

...
...
...
Anak-Ku?
Anak-Ku, itukah kau?

Bapa...
Maafkan aku Bapa..
Aku malu...
Aku merasa tidak pantas...



Anak-Ku, Aku merindukanmu jauh melebihi apa yang engkau bayangkan..
Kerinduan-Ku adalah selalu melihatmu..
Janganlah kau berpaling pada-Ku..
Sebab, Aku akan menjagamu dan menerimamu terlepas dari apapun yang terjadi..
Aku mencintaimu lebih dari seorang ibu mencintai anaknya..


Bapa, aku . . . . .
aku.......
Terima kasih...
Bapa...

Senin, 02 Desember 2013

greatest team ever

Saya jadi teringat mengenai sebuah peran yang ada di tayangan harian berjudul 'Bajaj Bajuri'. Disana terdapat seorang tokoh yang bernama Bu Minah, yang memiliki kebiasaan selalu meminta maaf sebelum mengatakan sesuatu.. Lalu?

Mengapa manusia lebih cenderung meminta maaf secara terus-menerus padahal dia belum tentu berbuat salah?
Mengapa manusia lebih cenderung melihat kelemahan daripada kekurangannya?

Are you really looking down on yourself so much so that you'll say sorry all the time?

You're not that weak, you're not always wrong...


Saya jadi teringat pengalaman saya memimpin kepanitiaan syukuran wisuda April HMS ITB 2012..
Bila mengingat saat itu, banyak sekali kekurangan saya sebagai pemimpin. Hal ini wajar, karena pengalaman organisasi saya sangat minim saat itu. Sehingga saya cenderung rendah diri setiap kali membahas itu..
" Kepanitiaan wisuda april itu yang paling bagus menurut gue" , kata seorang keluarga sekaligus rekan kerja saya saat itu.




Kamis, 31 Oktober 2013

Senin, 02 September 2013

Lucu

Alkisah, saya kembali berselancar di dunia maya dan sedang concern dengan topik pelayanan, atau yang dalam bahasa Inggris sering disebut ministry.
Well, kadang tidak sangka juga, saya bisa termasuk menjadi salah satu pelayan di tempat ibadah saya. Honestly, terkadang saya memikirkan, pelayanan memerlukan hati yang mantap karena menurut saya acap kali orang-orang melayani hanya untuk jadi ajang tempat latihan bakat doang. Entah itu dapat berupa menjadikan tempat ibadah sebagai tempat les vokal, tempat les alat musik atau tempat les public speaking.
Hmmmm...

Well, setelah browsing dan googling, saya mendapat beberapa poin yang menurut saya menarik sebagai pelayan Tuhan, terutama bagi anak muda yang rentan galau kayak saya ini #lho. Kalau kata Jeremy Teti : "Saudara.. Saudara.. Berrrhati-hatilah.." hahaha
Check this out :)
1. Pelayanan belum memiliki visi yang jelas 
     Jangan sampai saat melayani, kita hanya selalu terpaku pada pola pikir "Yang penting isi waktu luang"

2. Tidak memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan
     Percuma lah kita selalu melayani di tempat ibadah namun HPDT kita tidak coba untuk diperbaiki. Saya tidak mengatakan semua pelayan wajib memiliki HPDT yang bagus, tetapi penekanan saya disini adalah mengenai kesadaran pentingnya.

3. Terpaksa melayani
     Ini salah satu hal yang harus diwaspadai juga! Jangan sampai kita melayani karena ditunjuk secara terpaksa. Pengukuhan hati sebagai pelayan baiknya dibawa dalam doa terlebih dahulu, bukan karena asal sistem tersebut berjalan saja.

4. Kasus <3
     Wah ini kacau sih bro. Gw melayani agar gw bisa satu tim pelayanan sama doi. Atau bisa juga agar status saya dipandang lebih baik oleh si doi yang notabene bukan pelayan.


Sekian aja :)
Tulisan ini dibuat dengan pemikiran belum matang jadi maaf untuk ketidakcocokan topik atau pemilihan kata yang digunakan.
Zai jian